Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Kemanusiaan, Kehewanan, Kemalaikatan, atau Kesetanan?

Kemanusiaan, Kehewanan, Kemalaikatan, atau Kesetanan?

Allah telah mengunci-mati hati dan pendengaran mereka, dan penglihatan mereka ditutup. Dan bagi mereka siksa yang amat berat. Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian,” pada hal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. (QS Al-Baqarah : 7-8).


Dan tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan, kalau mereka mengetahui (QS Al-Ankabuut : 64).


Dari kedua ayat tersebut bisa kita simpulkan bahwa banyak manusia yang beranggapan bahwa yang namanya kehidupan hanya ada di dunia ini, tidak ada kehidupan yang lain. Orang-orang seperti itu tidak percaya bahwa setelah mati nanti kita akan bertemu dengan Allah. Sehingga pantas ketika mereka hidup, yang mereka cari sehari-hari hanyalah kebahagiaan dunia. Namun, Allah sudah memastikan mereka yang begitu akan masuk neraka.


Apakah kita sadar bahwa kehidupan dunia ini ibarat sebuah sandiwara? kehidupan ini sama dengan sinetron dengan segala adegannya hanyalah sebuah akting untuk memenuhi tuntutan cerita. Dalam sinetron, pemain yang tampil seram mungkin sebenarnya adalah orang yang ramah. Bahkan seorang yang memerankan tokoh kyai bisa saja seorang non-muslim.


Perspektifnya, dalam hidup, kita melihat banyak orang berakting. Misalnya tidak sedikit mereka yang masuk golongan manusia elit tapi justru tergolong pada manusia tikus yang sedang berhias agar terlihat bagus. Bahkan bisa saja orang yang telah beriman kepada Allah, melakukan shalat, puasa, dzikir, bahkan sudah naik haji berkali-kali, namun kenyataannya sama saja dengan orang-orang tadi, yaitu bersifat serakah, rakus, gila harta, hingga yang namanya korupsi pun jadi hobi.


Terkait dengan hal ini, Allah berfirman, Dan demikianlah Kami jadikan bagi tiap-tiap nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan (dari jenis) manusia dan (dan jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia). Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka tinggalkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. (QS Al-An'am : 112).
 

Jadi jelas, bahwa setiap orang bahkan para nabi sekali pun, selalu dibuntuti setan. Setan itu bisa berbentuk jin, manusia, atau dolar amerika. Setan pun tidak akan pernah mati.


Kalau pun mau diadu, memang manusia makin lama makin cerdas, tapi setan bisa lebih cerdas lagi. Manusia mencoba membuka banyak universitas, tapi universitas buatan setan lebih canggih lagi. Buktinya banyak lulusan universitas manusia yang berbuat jahat. Silahkan simak sendiri para koruptor yang sering diberitakan itu, apakah mereka itu orang awam atau lulusan perguruan tinggi?


Manusia punya bermacam-macam sifat, ada yang bersifat hewan, setan, atau malaikat. Manusia yang bersifat seperti hewan didominasi sifat hewan, yaitu rakus akan makanan dan seks. Lalu manusia yang bersifat seperti setan jelas hobinya berbuat jahat. Baginya tiada hari tanpa kejahatan. Sedangkan manusia yang bersifat seperti malaikat adalah manusia yang gembira dan selalu melakukan perbuatan baik. Pertanyaannya, termasuk manusia manakah bangsa kita saat ini?


Tapi manusia tetaplah manusia yang bisa menjadi apapun. Tidak ada manusia yang mutlak menjadi seperti hewan, setan, atau malaikat. Manusia akan berkembang, tergantung pada lingkungan pendidikan dan pergaulannya. Akibatnya, keimanan manusia berubah. Kadang naik ke puncak, tapi kadang sampai anjlok.


Lalu bagaimana agar iman kita tidak sampai anjlok?


Rasulullah mengajarkan kita untuk berlindung kepada Allah setiap kita bertemu situasi yang rentan godaan setan. Misalnya dengan membaca ayat kursi atau surat Al Falaq. Lalu pada prakteknya, tinggalkan pekerjaan yang mubazir, kendalikan mata dari pandangan haram, telinga dari suara haram, mulut dari ucapan dan makanan haram, pikiran dari rencana haram, kendalikan hati, jauhi segala perbuatan haram.


Dengan kiat-kiat tersebut, maka peluang setan pun akan tertutup rapat, Insya Allah.





Hendra
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger