Jl. Kudus Colo Km. 5, Belakang Taman Budaya Bae Krajan, Kudus
Home » » Syair: Tawon dan Lebah

Syair: Tawon dan Lebah


Jangan ukur perbuatan orang suci dengan dirimu! Sebab walaupun cara menulis kata "sher" (singa) dan "shir" (susu) mirip, keduanya berbeda.

Apabila cara memandangmu demikian, maka seluruh dunia menjadi tidak berarti; memang jarang orang patut disebut hamba Allah yang sejati.

Mereka mengaku sama dengan nabi-nabi; mereka kira para aulia seperti diri mereka juga.

"Lihat!" kata mereka, "Kami adalah manusia, mereka adalah manusia. Baik kami ataupun mereka sama-sama terikat pada tidur dan makan."

Dalam kebutaan, mereka tidak tahu bahwa antara keduanya terbentang perbedaan yang besar tidak terkira.

Tawon dan lebah memang makan dan minum dari sumber yang sama; namun yang satu hanya menghasilkan sengat yang tajam, sedang yang lain membuahkan madu yang lezat.

Semua jenis rusa sama makan rumput dan minum air; namun rusa yang satu hanya melahirkan kotoran, sedangkan rusa yang lain membuahkan wangi kesturi.

Tumbuhan jenis buluh minum air dari sumber air yang sama; namun batang bambu tidak mengandung apa-apa, sedangkan batang tebu berisi gula.

Perhatikan ratusan ribu hal seperti itu dan lihat betapa antara keduanya terdapat jarak sejauh tujuh puluh tahun perjalanan.

Yang satu makan sesuatu untuk menghasilkan kotoran; yang lain makan dan menjadi cahaya Tuhan.

Yang satu ini makan dan darinya tidak lahir apa-apa kecuali kebakhilan dan kecemburuan; yang lain juga makan, namun dari dirinya tidak terbit apa pun selain cinta kepada Tuhan.

Yang satu lahan subur dan yang lain tanah payau dan buruk; yang satu seorang malaikat molek dan yang lain setan dan serigala liar.

Tidak dapat dibantah keduanya serupa secara lahir; air yang pahit dan air yang manis juga sama beningnya

Siapa yang bisa membedakan keduanya selain dia yang memiliki cita rasa rohani? Cari orang seperti itu: dialah yang tahu membedakan air yang manis dan air yang asin.

Orang yang cenderung menyamakan sihir dan mukjizat nabi, telah berkhayal dan mengira bahwa keduanya sama-sama tipu daya.

Pada zaman Nabi Musa, dengan tujuan menentang kenabiannya, tukang sihir memakai tongkat seperti Nabi Musa.

Namun, tongkat tukang sihir dan tongkat Musa sangat berbeda, sebab antara perbuatan sihir dan tindakan mukjizat terbentang jurang yang sangat lebar.

Perbuatan tukang sihir dilaknat oleh Tuhan, yang lain menerima pahala berupa kasih sayang-Nya.

Orang-orang kafir yang bertabiat kera sering menyamakan dirinya dengan para nabi dan aulia; sifat semacam ini merupakan penyakit yang bersarang dalam diri binatang.

Apa saja yang dilakukan orang, setiap kali akan ditiru oleh seekor kera apabila ia melihat orang melakukannya.

Dia mengira, "Aku meniru perbuatannya!" Bagaimana mungkin pandangan yang picik dapat membedakan kedua perbuatan itu?



Syaikh Jalaluddin Rumi
Adv 1
Share this article :

Posting Komentar

 
Musholla RAPI, Gg. Merah Putih (Sebelah utara Taman Budaya Kudus eks. Kawedanan Cendono) Jl. Raya Kudus Colo Km. 5 Bae Krajan, Bae, Kudus, Jawa Tengah, Indonesia. Copyright © 2011. Musholla RAPI Online adalah portal dakwah Musholla RAPI yang mengkopi paste ilmu dari para ulama dan sahabat berkompeten
Dikelola oleh Remaja Musholla RAPI | Email mushollarapi@gmail.com | Powered by Blogger