Kita bersyukur, salah
satu anugerah dari Allah SWT kepada bangsa Indonesia adalah Kemerdekaan RI yang
diproklamasikan 9 Ramadhan atau 17 Agustus. Bulan yang sangat isitimewa
kedudukannya dan juga berlimpah ampunan, rahmat dan berkah dari Allah SWT.
Di saat menahan haus dan lapar, para pendiri bangsa ini justru menorehkan prestasi emas mereka. Di saat sepuluh hari pertama Ramadhan yang merupakan penuh Rahmat Allah SWT, kemerdekaan Republika Indonesia diproklamasikan.
Di saat menahan haus dan lapar, para pendiri bangsa ini justru menorehkan prestasi emas mereka. Di saat sepuluh hari pertama Ramadhan yang merupakan penuh Rahmat Allah SWT, kemerdekaan Republika Indonesia diproklamasikan.
Sejarah telah
memperlihatkan kepada kita bahwa banyak prestasi yang ditorehkan di bulan
Ramadhan. Yang cukup fenomenal dalam sejarah kenabian adalah terjadinya perang
Badar Kubro pada 17 Ramadhan tahun ke-2 Hijriyah. Pada malam menjelang perang
keesokan hari, Rasulullah SAW lebih banyak mendirikan shalat.
Dan ketika peperangan
kian berkobar, Rasulullah SAW berdoa: “Ya Allah, jika pasukan ini hancur pada
hari ini, tentu Engkau tidak akan disembah lagi, ya Allah, kecuali jika memang
Engkau menghendaki untuk tidak disembah untuk selamanya setelah hari ini.”
Maka turunlah ayat:
“Sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepada kalian dengan seribu
malaikat yang datang berturut-turut.” (QS Al Anfal: 9). Pertempuran antara 314
kaum muslimin melawan 1000 orang pasukan Quraisy ini, dimenangkan kaum muslimin
dengan izin Allah SWT.
Selain itu, penaklukan
kota Mekah juga terjadi di bulan Ramadhan. Pada tanggal 10 ramadhan tahun ke-8
Hijriyah, terjadi penaklukan kota Mekah. Rasulullah SAW beserta 10.000 kaum
muslimin melakukan mobilisasi ke Mekkah karena perjanjian Hudaibiyah telah
dilanggar oleh kaum kafir Quraisy. Mereka memasuki Mekah dengan aman. Kaum
kafir Quraisy yang mengetahui bahwa setiap penaklukan terjadi pembantaian
justru semakin terpesona oleh akhlak Rasulullah SAW karena pasukan Islam
tersebut tidak melakukan apa yang mereka bayangkan. Hingga akhirnya banyak
penduduk Mekah yang masuk Islam.
Penaklukan kota Mekah
ini jika ditarik ke belakang berawal dari pelanggaran perjanjian Hudaibiyah
oleh kafir Quraisy. Dan pada awalnya perjanjian Hudaibiyah ini terlihat
menguntungkan kaum kafir Quraisy, sampai Umar bin Khaththab ra pun
mempertanyakan kepada Rasulullah SAW tentang disetujuinya perjanjian Hudaibiyah
oleh Rasulullah SAW. Setelah turun wahyu Allah yang berbunyi, “Sesungguhnya
Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata” (QS Al Fath: 1). Maka
umat Islam menjadi tenang. Dan setelah terjadinya pelanggaran, maka bergeraklah
pasukan Muslim ke Mekah hingga akhirnya beroleh kemenangan tanpa pertumpahan
darah.
Prestasi lain yang
juga tercatat sejarah adalah pada Ramadhan 92 Hijriah, Thariq bin Ziyad
menaklukkan Andalusia (Spanyol) yang diawali dengan membakar hampir semua kapal
yang membawa pasukannya. Tindakan ini menyebabkan tegaknya Islam selama lebih
kurang tujuh abad di Andalusia.
Sementara itu, pada
Ramadhan 658 Hijriah, Muzaffar Quthz berhasil memimpin kaum muslimin memperoleh
kemenangan dari pasukan Tar Tar yang terkenal ganas dan juga tangguh setelah
sebelumnya tidak dibayangkan kemenangan melawan pasukan ini.
Dengan melihat
sederetan prestasi tersebut, maka bulan Ramadhan bukanlah bulan yang menjadikan
umat Islam bermalas-malasan. Justru sebaliknya, bulan yang seharusnya penuh
dengan prestasi karena pertolongan Allah sangat dekat dibanding bulan yang
lain. Maka merugilah orang yang bermalas-malasan atau bahkan yang menjadikan
tidur sebagai ibadah favorit.
Jika tidak mampu
berprestasi untuk masyarakat, maka minimal kita bisa menorehkan prestasi untuk
diri sendiri dan juga keluarga. Jika di bulan lain kita jarang sholat ke
masjid, maka di bulan Ramadhan kita bisa meningkatkan kunjungan ke masjid. Jika
di bulan lain kita jarang membaca Allquran, maka di bulan Ramadhan kita bisa
meningkatkan intensitas membaca Alquran dan kemudian membiasakannya setelah
Ramadhan.
Irwan Prayitno
Posting Komentar